Sabtu, 31 Desember 2011

Posted by ReL2 107.6FM
No comments | 02.29

MC kependekan dari Master of Ceremony. Artinya “penguasa acara”, pemandu acara, pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara, atau pemimpin upacara. MC bertindak selaku “tuan rumah” (host) suatu acara atau kegiatan/pertunjukan.Ia berperan mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan orang yang akan tampil mengisi acara. Ia pula yang bertanggung jawab memastikan acara berlangsung lancar dan tepat waktu, serta meriah atau khidmat dari awal hingga akhir.
MC Bukan Protokol
Dj Okoy
Jangan samakan MC dengan protokoler/protokol. Kedunya berbeda. MC itu bagian dari aktivitas protokoler. MC adalah pembawa acara yang bertugas untuk mengendalikan jalannya acara. Sedangkan protokol adalah tata acara, khususnya acara resmi, seperti acara kenegaraan atau melibatkan pejabat negara; pengaturan keseluruhan kegiatan dari awal hingga akhir.

Bahkan, protokoler ada UU-nya, yakni UU No. 8 Tahun 1989. Disebutkan, protokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Aturan itu meliputi:
(a) Tata Tempat –tata urutan tempat bagi pejabat negara, pejabat pemerintah, dan tokoh masyarakat dalam acara kenegaraan atau acara resmi;

(b) Tata Upacara – seperti tata bendera, lagu kebangsaan, pakaian upacara, dan sebagainya; dan
(c) Tata Penghormatan –penghormatan kepada seseorang, kepada bendera kebangsaan, lagu kebangsaan, dan sebagainya.

Kualifikasi MC
Sering muncul pertanyaan, apa syarat jadi MC? Atau… bagaimana sih caranya jadi MC? Secara umum, seorang MC idealnya:

1. Good Looking, enak dilihat –karena dia jadi fokus perhatian audiens
2. Humoris
3. Lancar berbicara
4. Lincah, periang.
5. Suaranya “audible”, enak didengar.

MC harus bersikap sebagai penghubung yang mampu menjembatani antara keinginan hadirin dan kepentingan penyelenggara/panitia. Karenanya ia harus: sopan, ramah, antusias, dan hangat; percaya diri, tidak pemalu, tidak juga terburu-buru.
MC harus mampu memotivasi hadirin agar tetap bersemangat. Ajakan tepukan tangan (applaus), bahkan teriakan dan pekikan, bisa membantu memeriahkan dan mengundang spirit acara.
MC yang baik memiliki suara yang enak didengar, alamiah (tidak dibuat-buat), atau wajar; memiliki vokal yang jelas dan powerful; memperhatikan intonasi, aksentuasi, dan artikulasi; juga memiliki “Microphone Voice”, yakni suara yang enak didengar setelah melalui alat pengeras suara.
Formula BCAE
Tentu saja, seorang MC harus lancar berbicara. Prinsip berbicara bagi seorang MC dirumuskan dalam “B-C-A-E Formula”, yakni: Brief – Ringkas, langsung ke inti (straight to the pooint), tidak bertele-tele; Clear – Jelas, langsung dimengerti, tidak membingungkan, pengucapan kata demi kata dilakukan dengan jelas; Audibel – Dapat didengar dengan baik, powerful; dan Ease – Lancar, mengalir.

Kelancaran berbicara salah satu faktor pendukungnya adalah berwawasan luas. Khususnya berkaitan dengan tema acara, sehingga bisa memberikan pengantar yang memikat dan menimbulkan interest.
Jangan lupa, MC adalah “penghibur” juga. Karenanya ia harus humoris. Dengan demikian, ia akan mampu menyegarkan suasana dengan joke-joke yang menghibur hadirin.
Peran MC
Tugas dan peran MC sangat vital dan berat. Ia harus memastikan acara berjalan lancar, tepat waktu. Mengumumkan acara atau susunan acara yang akan berjalan.

MC harus paham benar keseluruhan acara yang akan berlangsung. Menarik perhatian hadirin untuk mengikuti jalannya acara dari awal hingga akhir. Menyusun acara dengan baik dan berkoordinasi dengan panitia.
MC mesti mengecek pengeras suara (mike) atau sound-system agar berfungsi dengan baik. Mengecek kesiapan acara dan kehadiran orang-orang penting yang akan tampil dan hadir. Berkonsentrasi menyimak detil jalannya acara. Mengendalikan waktu agar acara berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan, de el el…
MC-lah yang ‘mengenalkan pembicara’ (introducing of the speaker) atau pengisi acara sebelum mereka tampil di podium dan pengantar materi yang akan disampaikannya.
Pembuka Acara
MC adalah orang pertama, dan satu-satunya orang, yang berhak membuka acara atau berbicara secara “resmi” kepada hadirin. Jangan lupa, karena MC adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara, maka MC harus memperkenalkan diri sendiri kepada hadirin.

“Introduce yourself, even if you think everyone should know who you are,” kata toastmaster.org dalam “Being A Master of Ceremony”.
Posted by ReL2 107.6FM
No comments | 02.20
Berbicara bukan hanya melepaskan kata menjadi kalimat tapi membuat kalimat yang diucapkan dimengerti oleh audience kata per kata……

Berbicara adalah salah satu kebiasaan yang kita lakukan, dari kecil sampai dengan saat ini. Dari bangun tidur sampai sebelum tidur bahkan saat tidur terkadang kita berbicara. Namun semua keberanian yang melekat dalam diri kita terkadang bisa tidak berarti atau tidak berani ketika saat bersamaan kita dihadapkan dengan Microfone atau kamera dengan tata cahaya yang menyorot ke arah kita.
Apa yang salah dengan kita? Barangkali ini yang menjadi pertanyaan lanjutan. Diri kita yang tadinya punya keberanian, diri kita yang sebelumnya punya rasa percaya diri yang besar tiba-tiba redup manakala kita dihadapkan dengan microfone atau kamera. Saatnya bagi kita untuk merasakan bahwa microfone atau kamera adalah “teman” dan juga sarana untuk kita bisa mengekspresikan potensi yang ada dalam diri kita tanpa takut dan ragu. Saatnya bagi kita untuk tampil dan siap, saat ini atau kesempatan itu tidak akan datang untuk kedua kalinya.

Pelaku di Bidang Radio dan Televisi
Melalui acara-acara yang ditampilkan di Televisi dan Radio kita banyak mengenal penyiar-penyiar dengan kemampuan berbicara dan membawakan acara yang Handal. Nama-nama besar seperti Koes Hendratmo, Farhan, Ida Arimurti, Inneke Koesherawatie, Mutia Kasim dan masih banyak lagi merupakan personal yang besar karena kiprahnya baik di radio maupun televisi.
Dari tokoh-tokoh yang muncul beragam nama kita mengenal dengan suara yang khas, seperti Ida Arimurti, Anita Rahman, Virgie Baker, Tina Zakaria, Ralph Tampubolon dan lain-lain. Hal ini juga dimiliki oleh penyiar lainnya baik di Radio dan Televisi yang mengatur struktur bahasanya, tutur kata, permainan intonasi yang cantik ketika membawakan acara mereka masing-masing.
Seiring dengan berkembangnya zaman, maka Televisi dan Radio berkembang pesat juga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan dan pendidikan. Saat ini kita bisa melihat lebih dari satu channel televisi bahkan untuk TV Lokal pun banyak bermunculan, dari yang namanya TV Swasta sampai dengan TV Komunitas. Radio juga tidak ketinggalan, dikarenakan semakin mudahnya ijin dan tersedianya kanal untuk frekuensi maka Radio juga banyak bermunculan.
Persaingan Media
Tahun 2007, industri media telah menimbulkan hiruk pikuk visualisasi dan audio bagi ruang pandang dan ruang dengar kita. Kini, kita bisa menikmati tayangan televisi 24 jam nonstop melalui televisi berlangganan seperti Kabelvison, Indovision, Astro dengan variasi acara yang beragam. Bayangkan dengan kondisi seperti ini berapa banyak pembawa acara radio dan televisi yang dibutuhkan? Kalau beberapa tahun yang lalu saat masih jamannya TVRI merajai Televisi nasional dan RRI merajai Radio nasional, maka kita dapat menghapal nama pembawa acara dan acaranya. Namun saat ini sulit untuk menghapal karena begitu banyaknya acara dan pembawa acara serta siaran Televisi maupun Radio.

Berbicara di Radio
Membawa acara di Radio tidak lebih mudah dari pada membawakan acara televisi. Di Radio, penguasanya benar-benar anda sendiri. Radio adalah Sarana Imajinasi (theater of mind). Bayangkan anda harus mampu seolah olah bercakap-cakap dengan banyak orang padahal realitasnya Anda hanya sendiri didalam ruangan, kalaupuan ada yang menemani mungkin hanya operator. Dibeberapa stasiun radio yang canggih seperti sekarang ini bahkan seorang penyiar harus mampu bertindak sendiri, sebagai penyiar, operator dan music director dan juga sebagai teknisi.

Menurut Charles Bonar Sirait dalam The Power of Public Speaking,Radio lebih merupakan alat komunikasi dua arah. Jadi walaupun sedang siaran seorang diri, seorang penyiar harus memiliki visualisasi seolah-olah disekelilingnya ada para sahabatnya dan temannya, padahal dia seorang diri.
Penyiar radio harus mampu membangun suasana yang menghibur. Pendengar radio dalam mobil, di jalan, dikantor, dan dirumah umumnya tidak perduli apa yang terjadi pada diri penyiar. Yang penting mereka harus terhibur. Kebutuhan akan berita telah diciptakan oleh industri ini. Saat ini orang mendengarkan radio disamping untuk mendapatkan hiburan juga mendapatkan berita, bahkan terkadang berita juga sudah merupakan suatu hiburan saat ini.

Penyiar dituntut juga untuk dapat memberikan informasi tetapi bukan memaksakan informasi atau menggurui. Idealnya seorang penyiar menghindari penggunaan kata Anda tapi Kita. Karena kata Anda berkesan menggurui, namun kata Kita berkesan berbagi informasi dan juga termasuk penyiarnya sekalian.
Radio adalah Penyiar, penyiar adalah radio. Mereka bagai amplop dan perangko yang memang diciptakan untuk tidak dapat dipisahkan. Public Speaking untuk Radio berbeda dengan Televisi. Berbicara di Radio perlu untuk dijiwai dan memiliki empati yang sangat besar terhadap penggemar. Kita terkadang merasakan telah lama kenal, walaupun baru saja berkenalan via udara. Namun mereka seperti sudah mengenal anda bertahun-tahun. Itulah Radio! Anda harus berada sedekat mungkin walupun kenyataannya jarak dan waktu memisahkan anda dengan audiens.

Bahasa Radio
Bahasa Anda di Radio sangat dipengaruhi oleh riset anda atas kriteria para pendengar anda. Mampukah anda memvisualisasikan para pendengar anda dengan bayangan imajiner Anda, mampukah anda membayangkan pendengar anda itu individu yang seperti apa? Apakah mereka masih muda atau sudah senior? Atau justru pendengar akan mendengarkan radio seorang diri atau malah mendengarkan radio bersama-sama kelompoknya. Pembicara di Radio juga dikenal rajin mencari informasi akan “latar belakang pendidikan” para pendengarnya untuk semakin memperdekat “jarak”
Kalau pendengar radio hanya mampu mendengar 14% isi pembicaraan, atau informasi yang disampaikan melalui radio, itu artinya penyiar radio yang benar harus mampu berbicara ringkas, jelas dan padat (tidak bertele-tele atau straight to the point).

Lalu bagaimana cara melatih bicara di radio? Pendekatan yang sangat sederhana adalah:
  • Mulai menulis (re-writing), yaitu menuliskan semua hal yang ingin anda sampaikan dalam bahasa yang mudah, hindari kata-kata yang sulit. Make it simple!
  • Sebelum siaran usahakan melatih diri dengan membaca tanpa melihat tulisan atau ad-lib; melakukan percakapan tanpa melihat pada tulisan.
  • Sebelum siaran, berkompromi dan beradaptasilah dengan semua materi pendukung siaran, seperti ruang siaran radio, mixer, komputer, mikrofone, tempat duduk, blocking atau posisi duduk yang nyaman, crew, dan produser.
Berbicara di Radio memerlukan keterampilan yang tinggi: aksentuasi, intonasi dan artikulasi dalam nada yang jelas. Dibagian lain yang harus dimiliki oleh penyiar adalah kemampuan menulis informasi dan mengubahnya dalam bahasa tutur – menulisnya dalam kalimat narasi, fokus pada masalah, tidak bertele-tele, ringkas, singkat dan mudah dimengerti, membuat berbicara di radio menjadi lebih dimengerti dan bermakna bagi para pendengar.

Berbicara di Televisi
Sadar atau tidak bahwa Televisi saat ini sudah menjadi kebutuhan hidup. Terkadang orang bisa berjam-jam berada didepan tivi. Televisi pulalah yang menjadi media paling berpengaruh saat ini untuk menumbuhkan karakter berbicara bagi Bangsa Indonesia. Mungkin pengelola televisi tidak pernah membayangkan dampak televisi. Namun, melalui televisilah orang bisa mencermati bahwa ragam dan teknik orang berbicara semakin mendapatkan tempat.
Interview Sandiaga Uno di Acara Dialog TV
Berbicara atau menjadi presenter Televisi memerlukan persyaratan, CBS dalam The Power of Public Speaking  menjabarkan diantaranya adalah:
1.    Persiapan Fisik
Jika pendengar radio selalu berekspektasi pembicaranya sehat, pemirsa televisi justru lebih detail dan kritis dalam memberikan penilaian. Kita semua tahu bahwa televisi dapat menampilkan hampir seluruh aspek kondisi pembicara melalui sinyal audio visual yang tertayang pada layar kaca televisi. Jadi kalau pembicara ditelevisi sakit, namun dia memaksakan diri untuk tampil, para pemirsa dengan cepat mengetahui bahwa pembicara ini sedang sakit. Untuk itu pembicara di televisi harus selalu menjaga kesehatannya agar penampilan fisiknya bugar ketika tampil.

2.    Persiapan Busana
Busana tidak kalah pentingnya dengan penampilan fisik, karena pencitraan pembicara di televisi diwakili oleh busana yang disandangnya. Busana yang dikenakan di televisi, jika anda menyediakan sendiri ada baiknya dikonsultasikan dahulu dengan tim anda atau minimal produser acara. Salah kostum akan mempengaruhi citra Anda.

3.  Persiapan membaca Rundown & Script
Memiliki rundown yang sama dengan seluruh tim sangat menentukan kesuksesan anda bicara di televisi. Dengan memiliki rundown, pembicara publik diharapkan mampu menvisualisasikan tujuan dan arah acara serta mengetahui dengan cepat sedang berada di bagian mana dari shooting. Script yang lengkap umumnya memuat semua informasi. Jika anda menyederhanakannya menjadi pointer, itu merupakan langkah yang baik.

4.  Persiapan membaca istilah asing
Siapkan catatan untuk istilah asing, tuliskan bagaimana melafalkannya. Selain itu arti istilah itu juga perlu menjadi catatan anda karena tidak mungkin anda akan menerjemahkannya pada saat acara sedang berlangsung.

5. Mata, Suara dan Tubuh adalah aset utama
Berbeda dengan membawakan acara di radio yang menggunakan pendekatan emosional suara, ditelevisi pemirsa berkomunikasi dengan body languagenya, mata dan suara. Ketiga hal ini harus anda gunakan semaksimal mungkin agar kita mendapatkan atensi dari pemirsa.

6.  Blocking Tubuh dengan Kamera Televisi
Yang dimaksudkan dengan blocking adalah “mencoba” penempatan lokasi shoot. Kegiatan ini umumnya dilakukan pada saat latihan sebelum shooting dimulai. Presenter di televisi diminta untuk melakukan uji coba posisi berdiri atau duduk yang nyaman bukan hanya untuk kepentingan kamera, namun juga untuk dirinya sendiri.

Dengan makin canggihnya teknologi kamera, dan jumlahnya yang lebih dari satu, blocking sangat diperlukan, karena setiap kamera memerlukan set-up teknis yang berbeda berdasarkan banyak hal seperti posisi berdiri pembicara, tata hias wajah, tata cahaya lampu dan suasana panggung atau studio set.
7.  Berbicara dari Hati dan Tetap menghormati Hak Orang Lain
Pembicara yang baik tidak sepantasnya melakukan “intimidasi” dalam menjalankan “kekritisannya” dalam membawakan acara tau berbicara dengan narasumber. Menudingkan jari telunjuk atau apa saja yang merupakan simbolisasi dari menyuruh, menghakimi dan menekan sangat dilarang dalam etika berbicara di televisi.

Penutup
Yang saya takutkan saat berbicara didepan umum adalah jika saya ceroboh dan salah menyebut nama dan jabatan (Mohamad Farhan-Pembawa acara Televisi dan Penyiar Radio)
Ketakutan diatas adalah wajar apabila kita tidak mempersiapkan dengan matang penampilan kita baik di radio maupun televisi. Sekarang anda bukan tidak punya apa-apa, namun saat ini anda sudah punya keinginan dan keberanian yang ditopang dengan ilmu yang anda dapatkan. Sekarang saatnya anda untuk tampil dan menjadi yang terbaik, karena yakinlah bahwa pemirsa dan pendengar dirumah dan dimana saja mereka mendengar dan melihat anda, tentunya menginginkan anda tampil baik dan maksimal dan mereka menginginkan terhibur dengan penampilan anda.
Selamat berjuang dan untuk menjadi presenter Televisi dan Radio, siapa takut!!!
Posted by ReL2 107.6FM
No comments | 01.43


Sumber energi
Sumber energi
Sepanjang siang sinar mentari hampir tak pernah absen menerpa atap studio Green Radio. Disana kami mulai memasang panel surya pembangkit listrik untuk menjalankan perangkat studio siaran dan beberapa perangkat elektronik lainnya. Green Radio mulai menggunakan Green Energy.
Dari 12 lempeng panel surya yang dipasang, masing-masing berdaya 100 WP, diharapkan menghasilkan daya 1200 watt/jam. Daya disimpan dalam 8 buah battery berkapasitas 110 A/12 V. Listrik yang tersimpan bisa digunakan secara optimal selama empat jam perhari.
Untuk perawatan tak terlalu repot. Hanya perlu mengelap panel surya agar tetap bersih dari debu, sehingga lebih maksimal menangkap sinar matahari. Sementara untuk battery penyimpanan listriknya, digunakan battery kering yang nyaris tidak membutuhkan perawatan apapun.
Langit sedang berawan di atas Utan Kayu, namun masih menyisakan cahaya matahari yang sangat berguna untuk membangkitkan listrik tenaga surya Green Radio.
            
Bersiap memasang panel surya
Bersiap memasang panel surya
 
 
 
 
 
 
Persiapan Instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Panel surya baru saja dikeluarkan dari kardusnya, siap dinaikan ke atap studio Green Radio untuk segera dipasang.

Panel surya dinaikkan
Panel surya dinaikkan





Hati-hati. Panel surya dinaikkan secara hati-hati melalui tangga vertikal  ke atap studio Green Radio.


Penyiapan frame dan pengkabelan
Penyiapan frame dan pengkabelan





Penyiapan Frame. Setelah rangka dan pengkabelan disiapkan, panel surya siap dirakit.

Merakit panel surya
Merakit panel surya





Perakitan. Merakit panel surya pada frame yang sudah disiapkan.

Siap beroperasi
Siap beroperasi





PLTS Siap Beroperasi. Dua belas lempeng panel surya sudah terpasang di framenya. Cahaya matahari sudah siap diubah menjadi energi listrik. Terbayang jika seluruh atap rumah di Jakarta juga terpasang solar panel, betapa besar dampaknya pada perlidungan lingkungan.

Penyimpan listrik
Penyimpan listrik





Penyimpan Listrik. Battery yang disusun pada raknya. Listrik dari panel surya disimpan dalam battery ini sebelum diubah menjadi arus bolak-balik (AC).

Inverter
Inverter





Inverter.  Berfungsi sebagai pengubah arus searah (DC) dari battery menjadi arus bolak-balik (AC) yang akan disalurkan ke perangkat studio dan perangkat elektronik lainnya.

Controler
Controler





Controler. Berfungsi sebagai pengontrol kestabilan tegangan dan arus listrik yang disuplai dari panel surya sebelum disimpan dalam battery.


Komunitas Utan Kayu
Komunitas Utan Kayu





Green Radio yang adalah bagian dari Komunitas Utan Kayu, telah memulai memanfaatkan sinar matahari sebagai salah satu sumber energinya menggantikan listrik dari PLN.
 




 sumber:http://www.greenradio.fm/news/latest/352-studio-green-radio-bertenaga-surya
Posted by ReL2 107.6FM
No comments | 01.38
KOMPAS.com - Pengguna jejaring sosial yang ingin eksis dengan mengumandangkan suara, bisa terbantu dengan aplikasi Spreaker Radio. Aplikasi yang semula tersedia untuk iOS itu kini telah tersedia juga di Android.

Dengan aplikasi Spreaker, pengguna bisa menyebarkan isi hati dan kepala mereka lewat suara, bukan lagi teks seperti di Twitter atau Facebook. Ini bisa diibaratkan menjadi penyiar radio di internet.

Dengan Spreaker, laporan langsung dari suatu event bisa dilakukan dengan mudah karena tak perlu lagi mengetik. Selain siaran langsung, suara bisa direkam lebih dulu, lalu dimodifikasi sebelum dipublikasikan. 

Seperti Twitter, pengguna Spreaker bisa mem-follow pengguna lain yang dianggap menarik. "Siaran radio" dari sesama pengguna pun bisa jadi alternatif di kala senggang. 

Spreaker menyediakan piranti mixing berbasis web serta library suara dan lagu. Hasil siaran yang lalu-lalu juga bisa diunduh dalam format MP3. 

Selain terdapat aplikasi yang bisa dibuka di iOS dan Android, Spreaker juga bisa diakses dari Spreaker.com. Login bisa memakai akun Facebook, Twitter, Google atau membuat akun baru khusus Spreaker.

Untuk pengguna baru, akan langsung menjadi anggota Basic, yakni pengguna gratis dengan kuota 30 menit sesi rekaman live dan 1 jam penyimpanan audio. Jika memilih berlangganan dengan sistem berbayar, ada dua pilihan yakni Gold dan Platinum. 


Untuk Gold (biaya 20 dollar AS per bulan) mendapat kuota 3 jam sesi rekaman dan 60 jam penyimpanan. Sedangkan Platinum (50 dollar AS per bulan) mendapat kuota 5 jam sesi rekaman dan 60 jam penyimpanan.

Most Viewed

COMMENT