Sabtu, 16 Juni 2012

Posted by ReL2 107.6FM
No comments | 19.22


ujian dan ulangan itu merupakan salah satu kriteria yang dipakai guru dalam menentukan keberhasilan. Tak dimungkiri lagi, dalam pelaksanaan ujian dan ulangan itu sebagian siswa-siswi mencontek. Bahkan, saat ini mencontek sudah merupakan budaya dalam belajar.

Padahal, arti belajar tidak sesederhana itu. Belajar berarti proses aktivitas mental yang terjadi melalui interaksi aktif individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan perilaku pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai yang relatif konstan. Maka, benar kata Wilson Miler, ”Saya mengetahui tak terhitung banyak orang belajar, tetapi mereka tidak pernah berpikir”.

Siswa-siswi ada peluang mencontek karena proses pembelajaran selama ini lebih menekankan pada monodisiplin ilmu. Setiap guru hanya sibuk dengan materi mata pelajaran atau bidang studinya. Guru hanya berorientasi target menyelesaikan materi sehingga ada banyak konsep dan teori yang diberikan kepada peserta didik.

Mencontek dan menjiplak bukan dominasi murid sekolah. Banyak ditemukan, skripsi dan tesis mahasiswa pascasarjana yang hanya copy-paste (proses mencetak ulang-menempel di komputer) dari karya orang lain. Bahkan juga guru-guru yang mengikuti seminar dan diklat bohong-bohongan hanya demi selembar sertifikat.

Pada tingkat sekolah menengah, berbagai trik dan cara dilakukan siswa untuk mencontek dengan cara sangat sempurna. Dari menyalin pelajaran di kertas-kertas kecil kemudian diselipkan di tempat tertentu hingga menulis materi pelajaran di meja. Mereka yang melek teknologi informasi dapat memanfaatkan telepon genggam sebagai sarana mencontek.


LALU,
SAMPAI KAPAN BUDAYA MENCONTEK PADA SAAT PELAKSANAAN UJIAN AKHIR SEMESTER AKAN BERAKHIR???? 

0 komentar:

Posting Komentar

Most Viewed

COMMENT